Add My Facebook
Muslima Dressmaker
NinaDee
WA: 081217939095

Hai, Salam kenal..
Syukron sudah mampir & meninggalkan jejak di blog pribadi yg sederhana ini..

Mampir juga yuuk bund ke blog butikku di FAYYABUTIK.com

Rabu, 24 Agustus 2016

Belajar jualan baju kala itu..


Dulu...
Jualan baju dengan cara dropship
Nyomotin foto dr suplier lalu pasang di FB buat jual lg..
Berhasill.. order datang..
Ko perasaan saia malah ga enak ya..
Meski suplier jg amanah,..
Kenapa ga enak, ia.. karena saya sendiri selaku penjual ga tau pasti kualitas itu baju yang saya jual, ga liat sendiri jahitannya, ga pegang bahannya.. wes pokoke bertentangan dg hati.. 

(Curhat bentar..) Dulu pernah beli baju via Online,...
foto baju yg di liatin ke kita (calon pembeli) baguuuuusss sangat menurut saia.. pas tu baju datang, lah kok begonoooo... 360° Berbeda. (Melongo jadinya)
Dari situ jadi kepikiran.. ga tega kalo customer saia jg mengalami seperti yg saia alami..
panjang mikir... Mikir panjang.. karena saya memang menggebu pengen puanya kesibukan selain ngurus anak dan masak di rumah..
Modal ada... alhamdulilah, tibalah saatnya keputusan diambil dan akhirnya saya nyetok sendiri baju-baju yg saia jual, heeemmm legaaa rasanya, jadi bisa ngomong JUJUR tentang kondisi baju kl ada yg mau beli. 

Setelah mandeg jualan baju cara dropship baru tau kalo jualan secara dropship tidak diBenarkan syariat agama saia.

Dikutip dari SolusiIslam.comSebagai Contohnya:

Kita membuka toko online, dalam hal itu kita tidak membeli barang baik dari pihak grosir maupun dari pihak produsen. Kita lebih berminat mengiklankan gambar produknya semata, dan jika kita menemukan seseorang yang memiliki keinginan untuk membeli barang tersebut, Kita akan menjualnya kepadanya dengan harga ecerean. Kemudian kita membelinya dari pedagang grosir dengan harga grosir. Keuntungan yang diperoleh adalah dari selisih antara harga eceran dan harga grosir. Jadi kita menjual apa yang tidak kita miliki di tangan dan membuat keuntungan dari apa yang belum menjadi milik kita.
Lebih Jelasnya :
"Seorang pembeli datang kepadamu untuk mencari barang tertentu.Tapi barang yang dia cari tidak ada padamu. tetapi kamu dan pembeli saling sepakat untuk melakukan akad dan menentukan harga dengan dibayar sekian, sementara itu barang belum menjadi hak milik kam) atau si penjual. Kemudian kamu pergi membeli atau memesan barang yang dimaksud dan menyerahkan kepada si pembeli. tanpa atau sebelum barang itu berada ditanganmu".
Jual beli (dropshipping atau reseller) seperti ini hukumnya haram, karena si pedagang menjual sesuatu yang barangnya tidak ada padanya, dan menjual sesuatu yang belum menjadi miliknya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang cara berjual beli seperti ini. Istilah kerennya reseller.
Dalam suatu riwayat, ada seorang sahabat bernama Hakim bin Hazam Radhiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm : “Wahai, Rasulullah. Seseorang datang kepadaku. Dia ingin membeli sesuatu dariku, sementara barang yang dicari tidak ada padaku. Kemudian aku pergi ke pasar dan membelikan barang itu”. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :


لَا تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ
Jangan menjual sesuatu yang tidak ada padamu. [HR Tirmidzi].


Sahabat Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhuma mengisahkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari menjual kembali setiap barang di tempat barang itu dibeli, hingga barang itu dipindahkan oleh para pembeli ke tempat mereka masing-masing.” (HR. Abu dawud dan Al-Hakim)
Dalam hadis lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa membeli bahan makanan, maka janganlah ia menjualnya kembali hingga ia benar-benar telah menerimanya.” Ibnu ‘Abbas berkata, “Dan saya berpendapat bahwa segala sesuatu hukumnya seperti bahan makanan.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalil dari-dalil diatas menunjukkan adanya larangan yang tegas, bahwa seseorang tidak boleh menjual sesuatu kecuali telah dimiliki sebelum akad, baik dijual cash ataupun tempo. Masalah ini tidak boleh diremehkan. Pedagang yang hendak menjual sesuatu kepada seseorang, hendaknya dia menjamin keberadaan barangnya di tempatnya atau di tokonya, gudangnya, show roomnya atau di toko bukunya. Kemudian jika ada orang yang mau membelinya, dia bisa menjualnya cash atau tempo.

Kembali lagi curhatnya ya bund..
Alhamdulillah jualan baju lancar, meski belum lariss sangat.
Tapi....... aahhhh lagi-lagi galau...
Kok kurang asyik ya.. terasaa ada yang kurang kalo cuma jual aja.. (dasar manusia ga pernah puas hee..)
Cari cara membenarkan hobby yang lama terpendam tak keluar-keluar rasanya jadi kaya bisul hihiii iA saya memutuskan jahit baju sendiri, menyediakan bahan dan jualan model baru berjalan.
Lantas... 
Tarrraaaa jadilah... Oya tentang sekolah menjahitnya ga perlu dibahas ya...

Tepatnya cara bisnis baru saya Menjual baju dan mencoba memberi solusi berpakaian muslimah untuk bunda dan semua muslimah yg ingin membuat baju cantik, santun, elegan dg material dan jahitan berkualitas di lapak saya FayyaButik.com
Dan akhirnya kegalauan terjawab, bisul pecah sudah.. jadi FayyaButik.. yuuk tengok web sederhana hasil buatan saya sendiri juga nih bunda.. hihihiiiii..
Cukup dl ya bund curhat ngelanturnya.. mau persiapan sholat magrib..^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...